PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN

Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua management yang tak kalah pentingnya dengan perencanaan. Dengan kata lain pengorganisasian yaitu 3 proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik, agar supaya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama. Proses pengorganisasian menghasilkan organisasi formal yaitu lembaga atau kelompok fungsional yang menjadi wadah kegiatan anggota organisasi. Di lain pihak mungkin timbul organisasi informal yaitu yang menjadi wadah hubungan antara anggota tertentu organisasi formal. Semuanya perlu diperhatikan oleh manager organisasi apabila dia berminat untuk memanfaatkan bagi tercapainya tujuan.

            Pengorganisasian dianggap penting karena manager tidak bisa melakukan semua pekerjaan tersebut sendirian, dan dengan membagi pekerjaan secara tepat, pekerjaan bisa diselesaikan dengan lebih efisien. Dalam pengorganisasian dua aspek penting yang perlu dipahami adalah pembagian kerja (division of work) dan pembentukan bagian (Departmentalization). 

Definisi Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan (siapa melapor pada siapa). Dengan adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan komunitas organisasi bisa tetap bertahan. Ada 4 elemen dalam struktur, yaitu Spesialisasi aktivitas, standarisasi aktivitas, koordinasi aktivitas, dan besar unit kerja.
Para manajer hendaknya mengatur organisasi dan sub-unitnya agar sejalan dengan tujuan perusahaan, kemampuan sumber daya yang dimiliki, serta kondisi lingkungan organisasi internal maupun eksternal. Ada beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan struktur organisasi, yaitu: Strategi dan struktur organisasi, teknologi sebagai penentu struktur, manusia sebagai penentu struktur, dan ukuran dan struktur.
Dan dalam sumber lain mengatakan bahwa struktur organisasi merupakan hubungan antara berbagai kegiatan yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah menyediakan atau memberi wadah pada fungsi-fungsi organisasi agar tujuan tercapai dengan mudah. Bagan organisasi biasanya ada 5 aspek struktur organisasi yaitu: Pembagian kerja, manajer dan bawahan, tipe pekerjaan yang dilakukan, pengelompokan sebagian pekerjaan, dan tingkatan manajemen.
Manfaat dibuat struktur organisasi diantaranya adalah pertama, para karyawan diberi gambaran tentang bagaimana organisasi disusun. Bagaimana manajer, bawahan, dan tanggung jawab, dilukiskan. Kedua, apabila ada masalah tertentu, bisa dicarikan siapa (atau pada bagian apa) yang bisa memecahkan persoalan tersebut. Ketiga, proses pembuatan struktur tersebut memungkinkan manajer mengenali kekurangan organisasi.

Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen
Dalam pengorganisasian terdapat bermacam-macam teori tentang organisasi. Dari semua teori itu tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.




ACTUATING DALAM MENEJEMEN

Definisi Actuating
Actuating dalam arti umum yakni menggerakkan orang lain. Definisi actuating menurut George R. Terry yaitu kegiatan menggerakkan anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo actuating yaitu pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan.
Dia pun membuat perincian pekerjaan manajer dalam segi actuating seperti:
1)  Melakukan kegiatan antisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan, tindakan atau perbuatan.
2)      Mengarahkan dan menantang orang lain agar bekerja sebaik-baiknya.
3)      Memotivasi anggota.
4)      Berkomunikasi secara efektif.
5)      Meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara penuh.
6)      Memberi imbalan penghargaan terhadap pekerja yang melakukan pekerjaan dengan baik.
7)      Mencukupi keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan pekerjaannya.
8)      Berupaya memperbaiki pengarahan sesuai dengan petunjuk perusahaan.
Fungsi pokok adanya actuating adalah sebagai berikut:
1)      Mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut
2)      Menaklukkan daya tolak seseorang
3)      Membuat sesorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik
4)   Mendapatkan, memelihara dan menumpuk kesetiaan pada pimpinan, tugas dan organisasi tempat mereka bekerja.
5)   Menanamlan, memelihara dan menumpuk rasa tanggung jawab seseorang terhadap Tuhannya, Negara dan masyarakat.


Pentingnya actuating
Funsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakkan seluruh potensi SDM dan Non manusia pada pelaksanaan tugas. Semua SDM yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai misi, visi, dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.


Prinsip actuating
Menurut Kurniawan, prinsip-prinsip acruating antara lain:
1)      Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2)      Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3)      Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4)      Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5)      Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6)      Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7)      Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Sedangkan menurut Haris, actuating yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah pada tujuan, prinsip keharmonisasian dengan tujuan, dan prinsip kesatuan komando.



MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN

Definisi mengendalikan (controling)
Definisi controling menurut George R. Terry yaitu kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksanaan dan rencana-rencana yang telah ditentukan. Dia pun membuat perincian pekerjaan manajer dalam segi controling seperti:
1)      Membandingkan hasil-hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
2)      Menilai hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.
3)      Membuat media pelaksanaan dengan tepat.
4)      Memberitahukan media pengukur pekerjaan.
Sedangkan menurut Stoner & Wankel, controling yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan (dalam proses menejemen) berjalan mengikuti rencana yang telah ditetapkan dan menuju kepada sasaran yang harus dicapai.

Langkah-langkah dalam controlling
Mochler dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian, yaitu:
a)      Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi.
b)      Mengukur prestasi kerja.
c)      Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
d)      Mengambil tindakan korek

Tipe-tipe controlling
Stoner James, A. F. dan Wankel, Charles (1988) mengelompokkan tipe-tipe controlling dalam empat jenis, yaitu:
1)      Pengendalian Pra-Tindakan (pre-action control)
Menurut konsep pengendalian, suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya manusia, bahan dan keuangan diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu yang tepat.
2)      Pengendalian Kemudi (Steering Control) atau Pengawasan Umpan Maju (Freeforward Control)
Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari beberapa standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan koreksi di depan. Bila pemimpin melihat adanya penyimpangan dia dimungkinkan untuk melakukan koreksi, sekalipun kegiatan belum selesai dilakukan. Pengendalian ini efektif bila pemimpin pada waktu yang tepat dapat memperoleh informasi yang akurat.
3)      Pengendalian Secara Skrining atau Pengendalian Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control)
Metode ini sangat luas digunakan karena mampu melakukan penelitian ganda, ketika pengmanan terhadap resiko tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode ini fungsional bila prosedur dan syarat-syarat tertentu disepakati sebelum melakukan kegiatan.
4)      Pengendalian Purna-Karya (Post-Action Control)
Metode pengendalian digunakan untuk melihat adanya penyimpangan arah dan tujuan perusahaan setelah kegiatan selesai





Referensi: 
M. Herujito, Yayat. 2001. Dasar-dasar Menejemen. Bogor: Grasindo
Umar, Husein. 2000. Business An Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
S. Ruki, Achmad. 2000. Sukses Sebagai Manager Profesional Tanpa Gelar MM atau MBA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Husnan, Drs. Suad. 1989. MANAJEMEN. Yogyakarta: BPFE
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1986. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Komentar

Postingan Populer