perpisahan begitu mengenang :)

Bergembira ku kala itu, satu angkatan sekolah bersorak gembira. Seragam penuh dengan coretan pilok, tanda tangan teman-teman terdekat, tangis bahagia sekaligus duka ku karena perpisahan kami, menghentikan kebersamaan, menutup lembaran cerita masa putih abu-abu kami. Setidaknya kami pernah merasakan arti pesahabatan yang sesungguhnya, pengorbanan waktu yang tiada henti, berjuang memerangi materi dan kumpulan soal-soal tiap harinya, saling memberi semangat belajar, lelah letih kami sandarkan bahu bersama dalam ikatan doa. Semua terbayarlah sudah saat ini. Tiada sia-sia perjuangan keras kami memompa ilmu dalam 3 tahun itu.


***


Semua datang saat acara pelepasan siswa-siswi itu. Teman-teman beserta orang tua nya datang  untuk menyaksikan acara pelepasan sekolah kami. Semua terlihat begitu cantik dan tampan dengan busana kebaya masa kini dan jass hitamnya. Dengan polesan tipis pada wajah para perempuan menjadikan hari itu penuh warna.
             Mereka datang satu per satu.dengan wajah bahagianya. Mencoretkan tinta di atas kertas yang dinamakan daftar kehadiran. Pintu selamat datang menyambut kedatangan tiap siswa dan para orang tua  yang datang. Terlihat kursi yang tertata rapi. Lampu-lampu kecil menghiasi setiap sudut dinding langit. Bertemu teman dan saling bertegur sapa, melepaskan senyuman, tak lepas dari canda kejahilan yang begitu mendominasikan keseharian kami.
            Suasana saat itu masih sama. Canda tawa masih melekat di diri kami. Meskipun kami tahu hari itu mungkin hari yang terakhir bagi kami bersama dalam satu angkatan di SMA. Foto-foto satu sama lain, bersama guru-guru tercinta yang berjasa selama ini. Seolah ingin melengkapi lembaran akhir cerita dan mengabadikan moment sekali seumur hidup.
            Semua tersenyum walau mata seakan basah diselimuti air yang masih tertahan. Kepala kami seakan tak bisa diam karena ingin melihat sedetail-detailnya situasi saat itu. Melengak-lengok, mencuri-curi pandang pada kisah kasih yang tak terwujudkan, mencari teman untuk bercengkrama, bertukar fikiran untuk jurusan kedepannya, menggandeng guru untuk berfoto bersama.
            Namun kebahagiaan itu seakan pecah berganti suasana haru yang menyelimuti. Ketika acara sungkeman itu berlangsung. Meminta ijin dan memohon doa kepada kepala sekolah untuk meneruskan mutu pendidikan dan menggapai cita-cita kami. Tak bisa menahan kesedihan. Air itu seakan nakal, keluar begitu saja melunturi tipisnya polesan bedak di pipi.
            Untaian kata maaf dan terimakasih terlontar dari mulut ini. Dengan bermodalkan ilmu dan ekstra kesabaran dari pahlawan tanpa tanda jasa itulah kami bisa melewati masa-masa transisi ini dengan setumpuk prestasi. Orang tua disekolah inilah yang teramat berarti dan teman-teman yang begitu melengkapi hari-hari.
            Inikah penutup lembaran akhir cerita putih abu-abu kami, kisah yang begitu mengenang, sekali seumur hidup dan tak akan bisa terulang kembali. 

Komentar

Postingan Populer