Grafologi

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap manusia memiliki keunikannya masing - masing. Dari keunikan ini terkadang kita sulit untuk menentukannya. Menentukan keunikan sendiri sulit untuk dilakukan. apalagi kita dapat menentukan keunikan orang lain.
Sudah pekerjaan kita sebagai psikologi untuk bisa melihat keunikan yang ada pada orang lain. Untuk mencari keunikan ini kita bisa melakukan serangkaian tes yang menggunakan alat tes yang sudah diuji kebenarannya. Namun terkadang instrumen ini melakukan kesalahan. Karena tidak semua alat tes yang kita gunakan bisa diterapkan pada setiap individu.
Grafologi adalah alternatif dari persoalan ini. Melalui tulisan tangan kita langsung dapat melihat keunikan, karakter, kepribadian, bakat dan minat seseorang. Ditangan seorang ahli, tes grafologi memiliki keakuratan 70% sampai 90%. Hal ini bisa dicapai karena tulisan tangan manusia tidak dapat di manipulasi.
Tujuan dan Manfaat Makalah
Tujuan makalah ini dibuat adalah sebagai pedoman kita sebagai mahasiswa psikologi untuk bisa memprediksi karakter, bakat, dan minat suatu individu guna dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Dengan demikian, kita tidak perlu berpatokan pada alat - alat tes yang sudah ada, namun kita juga bisa memperdalam tes alternatif yaitu grafologi.
Adapun manfaat grafologi antara lain :
1.   Penentuan jurusan, minat, dan bakat bagi siswa sehingga mudah menentukan profesi atau karier mana yang sesuai kepribadiannya.
2.   Menilai kecocokan atau keharmonisan pasangan (suami/istri) atau rekan bisnis.
3.   Rekrutmen atau penempatan karyawan untuk menciptakan “the right man on the right job.
4.   Analisa kepribadian psikologi.
5.   Membantu menghilangkan kebiasaan buruk (melalui terapi tulisan tangana atau grafoterapi).
6.   Menguatkan kebiasaan positif (melalui terapi tulisan tangan atau grafoterapi)




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Singkat Grafologi
Grafologi adalah seni membaca karakter tulisan tangan. Tulisan tangan mirip sidik jari setiap orang memiliki ciri khusus, kalaupun ada dua orang memiliki tulisan tangan yang sama, jika anda perhatikan, pasti akan terlihat bedanya.
Tulisan tangan terbentuk dari rangsangan kecil dari otak sehingga sering sekali para ahli grafologis menyebut tulisan tangan adalah “tulisan otak.” Grafologi merupakan sebuah ilmu yang empirik, karena ilmu ini dibuktikan berdasarkan fenomena dalam satu populasi dan ada kuantifikasi hasil atau ada hasil dari uji statistik yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kegunaan grafologi bisa kita lihat sejak 6000 tahun yang lalu, di masa Cina kuno. Pengetahuan mereka berpindah ke orang Yunani dan Romawi, dan Kaisar Nero menggunakannya untuk menentukan orang yang bisa ia percaya.
Buku pertama yang muncul tentang tulisan tangan ditulis oleh orang Italia, Camillo Baldi pada tahun 1622. Namun, kata ‘grafologi’ sesungguhnya diungkapkan oleh Jean Michon, orang Perancis, pada abad ke-19. Kata tersebut datang dari bahasa Yunani ‘graphí’ yang berarti menulis, dan ‘ology’ yang berarti ilmu.
Michon membentuk Graphological Society (Lembaga Grafologi) di Paris, yang berkembang sampai masa Perang Dunia Kedua (1939-1945). Penulis Edgar Allan Poe juga mempelajari tulisan tangan dan mempublikasikan penemuannya, serta menyatakan kata ‘autograph’ untuk menjelaskan pendekatannya.
Grafologi dipelajari di Klinik Psikologi Harvard tahun 1930 oleh Gordon Allport, dan pada tahun 1955 Klara Roman dan George Staemphli mengembangkan faktor-faktor penting untuk menilai karakter dari tulisan tangan. Di banyak universitas Eropa, grafologi adalah bagian dari kurikulum untuk jurusan grafologi.
Sekarang ini banyak area dalam hidup di mana grafologi dianggap sangat berguna. Menilai tulisan tangan sangatlah membantu dalam banyak bidang saat ini.contohnya dalam bidang pendidikan, kita dapat mengetahui bakat dan minat seseorang, pelaku kekerasan disekolah, dan dapat pula digunakan untuk konseling atau BK.
Grafologi juga digunakan di bidang kriminalitas, forensik, dan konseling. Analisis tulisan tangan sangat penting dalam menentukan apa ada dokumen yang dipalsukan, karena masih tetap bergantung pada fakta bahwa tiap orang menulis dengan cara yang berbeda dan variasi sekecil apapun bisa diketahui. Grafologi juga bisa digunakan para ahli untuk mendiagnosis penyakit mental, dan bisa digunakan oleh polisi untuk mendapatkan gambaran tentang kesehatan mental dari tersangka.

B.     Penilaian Grafologi
Ada tiga aspek yang dinilai dari grafologi. Ketika seseorang sedang menuliskan sesuatu, pada saat yang sama dia sedang menggunakan ketiga aspek yang ada dalam dirinya yaitu fisik, mental dan emosi.
Seseorang memegang pena dengan tangan (fisik) menggunakan kecerdasannya (mental) untuk mengkomunikasikan sesuatu dalam bentuk tulisan, sebenarnya saat itu pula kondisi emosi pribadinya terlibat di dalamnya (misalnya : pengalaman menyenangkan / menyedihkan, dll.).
I.       Aspek Fisik
Tulisan tangan mengungkapkan aspek fisik seperti identitas dan status kesehatan fisik (alkohol, gangguan kesehatan, dll.)
1. Sebagai identitas, kita sering menuliskan tanda tangan di surat wasiat ataupun dokumen sah lainnya. Alasannya adalah kita membutuhkan bukti tertulis sekalipun itu tanda tangan di check atau dokumen sah, agar surat tersebut dapat dikenali serta dibuktikan keasliannya. Suatu tulisan yang baik agar tidak mudah dipalsukan dapat dilakukan dengan cara menulis sejelas mungkin, tulisan sedapat mungkin tidak terputus serta ditulis secepat mungkin.
2. Sebagai status kesehatan fisik, apapun kondisi kesehatan fisik kita akan dicerminkan di dalam tulisan kita. Jika secara fisik seseorang merasakan sakit, maka akan mudah dikenali, terutama ketika keadaannya sedang dalam kondisi frustasi, mabuk alkohol, drugs, dll.
2.1.  Bagi grafolog yang terjun ke bidang medis, mereka akan dapat mengetahui secara spesifik ada gangguan apa dalam tubuh seseorang, dan jika dalam keadaan “fly“, grafolog medis dapat mengetahui pengaruh apa yang terjadi pada diri individu. Hal ini dapat diketahui karena setiap obat atau minuman yang kita minum akan mempengaruhi tubuh dan juga mempengaruhi tulisan tangan kita.
2.2.  Tulisan merupakan keterampilan gerak yang diproduksi oleh suatu mekanisme fisik dan apapun yang bertentangan dengan fungsi gerak, keseimbangan, syaraf akan muncul dalam tulisan tangan kita.
2.3.  Identitas kita merupakan suatu ciri individualistik, tidak mempedulikan bagaimana kondisi kita, apapun itu akan tercermin dalam tulisan kita, namun status kesehatan merupakan suatu yang sementara seperti ketika sakit kepala dan tidak sakit kepala.

II.      Aspek Mental
Manusia menggunakan simbol tertulis untuk mengkomunikasikan gagasan, pemikiran, dll. hal ini membuktikan manusia memiliki kecerdasan yang baik dan kecerdasan tiap manusia itu berbeda-bedaTipe kecerdasan dapat diukur melalui tes IQ, dan ada berbagai test IQ yang beredar saat ini, namun yang kita bahas di sini adalah kecerdasan bawaan serta kecerdasan fungsional yang akan mengarahkan pada bakat dan kemampuan seseorang individu. “Kecerdasan bawaan mengacu kepada kecerdasan seseorang yang merupakan pembawaan sejak lahir”.
“Kecerdasan fungsional mengacu kepada bagaimana seseorang ‘bertindak cerdas’ dalam hidupnya”
Sebagai contoh, beberapa individu memiliki IQ tinggi namun ada di balik penjara karena berbagai sebab. Mereka memang memiliki kecerdasan bawaan namun untuk kecerdasan fungsional kurang. Hal yang sama terjadi adalah ada orang yang memiliki IQ pada saat ditest termasuk standar atau kurang, namun dapat menjadi seorang wiraswasta atau menjadi ilmuwan sukses, hal ini dikarenakan mereka memiliki kecerdasan fungsional yang baik.
III.    Aspek Emosi
Tulisan tangan mengungkapkan bagaimana cara kita berpikir, bertindak serta merasakan sesuatu. Tanpa sadar, sebuah kata atau rangkaian kata yang dituliskan dapat menjadi satu unit yang mencerminkan ego di dalam diri seseorang.

C.    Bentuk Tes Grafologi
Metode yang digunakan relatif mudah untuk dilakukan. Subjek peneliti hanya perlu menuliskan sebuah tulisan tangan. Kemudian dari hasil tangan tersebut dapat langsung di tes dalam grafologi yang kemudian langsung dapat diuji validitasnya.
Analisa tulisan tangan menurut tes grafologi adalah sebagai berikut:
Dilihat dari sudut pandang besar kecilnya tulisan terdapat empat kriteria penting yaitu : kecil, sedang, besar, dan sangat besar.
1.1. Tulisan yang berukuran kecil menunjukkan sifat pendiam, sering menyendiri tapi punya otak yang cemerlang dan pikirannya selalu ilmiah.
1.2. Tulisan tangan yang ditulis kecil-kecil tapi jelas mudah untuk dibaca menunjukkan penulisnya pandai, juga punya konsentrasi kuat, walau sayang tipe ini kadang suka sekali menonjolkan keilmuannya. Sedangkan jika tulisan tangan kecil dan susah membacanya berarti sang penulis adalah orang bertipe mandiri dalam hidupnya.
1.3.  Tulisan tangan sedang, mengandung makna bahwa penulisannya adalah orang yang sangat terpaku kepada tradisi kuno, atau hal-hal yang bersifat formil modern. Sangat jitu dalam penggunaan logika untuk dasar referensi keputusan-keputusannya.
1.4.  Jenis tulisan tangan yang besar menunjukkan besarnya ambisi seseorang namun murah hati dan selalu ingin dihargai oleh orang lain, di samping suka melebihkan omong-omongan yang kurang perlu. Sedangkan untuk jenis tulisan tangan yang sangat besar menunjukkan bahwa penulisnya sangat hati-hati dalam segala hal, gemar membuat perhatian bagi sekelilingnya, banyak over aktingnya dalam mencari perhatian.
2. Gaya Tulisan. 
Dalam spesifikasi gaya tulisan ini terbagi ke dalam lima sub. Masing-masing adalah :
2.1.  Gaya Sambung Biasa
Orang yang punya model tulisan begini biasanya senang memberi respon pada setiap masalah, bisa menerima ide dari orang lain, mudah bergaul dan disenangi teman. Baginya berbakat untuk menjadi seorang pemimpin.
2.2.  Gaya Sambung Berbentuk Petak
Mengandung arti penulisnya mudah dipengaruhi, selalu menilai enteng setiap persoalan, hingga tindakannya kadang terkesan sembrono, tanpa pemikiran matang.
2.3.  Gaya Sambung Berliku
Tulisan yang banyak luka-likunya, mengandung makna bahwa penulisnya sangat formil, hati-hati dan sering menonjolkan status, namun umumnya sifat mereka pendiam, gemar menyendiri dan biasanya banyak memiliki keahlian atau bakat.
2.4.  Gaya Lurus dan Lancip
Tulisan tangan model demikian menunjukkan penulisnya orang agresif, sangat tekun mengerjakan sesuatu, walau kadang enggan berkompromi dengan orang lain. Bila lancipnya pada huruf awal saja maka pertanda dirinya orang yang banyak mengalami konflik psikologis, sehingga kadang bersikap agresif.
2.5.  Gaya Campuran
Bentuk tulisan bersambung yang tak karuan menuliskan cepat, dan kadang sukar membacanya hal ini mengandung arti bahwa penulisnya adalah orang yang biasa berpikir cepat, kreatif tapi paling tersinggung kalau dikritik. Bahkan, bila tidak sesuai dengan kehendaknya jangan harap orang bisa mendapatkan bantuannya karena dia paling doyan mengelak dalam memberi pertolongan.
Bentuk kemiringan tulisan tangan, apakah itu miring ke kiri atau ke kanan, atau tegak lurus.
3.1.  Mereka yang tulisannya miring ke kiri menunjukkan penulisnya bersikap tertutup (introvet). Segala sesuatu diukur menurut penilainnya sendiri atau menurut ukuran masa lampau. Disamping mempunyai sikap konservatif, orang dengan tipe tulisan ini sangat individualis.
3.2.  Jenis tulisan miring ke kanan, menandakan orang yang ramah, aktif dan bersikap terbuka (extropet), berani menghadapi tantangan baru. Dalam bekerja kata hatinya merupakan power yang penting, tapi dalam hal yang kurang dikuasai dia lebih banyak untuk menanyakan kepada ahlinya.
3.3.  Tulisan tangan yang bentuknya tegak, mengandung arti bahwa penulisnya adalah tipe orang yang tak suka banyak diatur. Baginya dia adalah miliknya sendiri, kebebasan menjadi hobinya dalam mengerjakan sesuatu tindakan, namun kontrol diri tidak pernah lepas dalam memilah dan memilih hal yang dianggapnya positif.
4. Tekanan Tulisan
4.1.  Bila kita memperhatikan bekas tulisan tangan seseorang akan ditemukan tampak goresan tekanan tulisan seperti tercetak di baliknya. Dengan memperhatikan bekas goresan yang tercetak di balik kertas kita akan dapat mengetahui dan menebak bagaimana kepribadian dan tingkah laku si penulisnya.
4.2.  Tekanan yang halus berarti pembawaannya tenang, tapi mudah atau tidaknya dibaca itu bukan persoalan. Sedangkan tulisan yang bekas tekanannya tercetak jelas dibelakangnya menandakan penulisnya punya sifat kaku dan formal. Karenanya orang ini sulit untuk bisa cepat menyesuaikan diri dalam pergaulan, namun dia menganggap bersikap demikian penting baginya agar dihargai orang lain.
5. Bentuk Huruf Awal
Diantara orang ada yang gemar memainkan bentuk tulisannya, terutama bentuk awal tulisannya. Beberapa ciri dan kecenderungan karakter si penulis adalah sebagai berikut :
5.1.  Bentuk Jangkar
Disebut bentuk jangkar karena memang huruf awal tulisnya dalam bentuk jangkar. Tulisan ini memberi tanda bahwa yang memiliki tulisan cenderung bersikap kurang dewasa dan kurang percaya diri dalam menjalani hidup. Dia banyak bersikap pasif.
5.2 . Bentuk Busur
Disebut bentuk busur karena memang bentuk awalnya membentuk busur seperti ditarik. Pemilik tulisan ini biasanya cepat puas dengan hasil yang dicapai, dan hidupnya sangat berpandangan kuat akan nilai-nilai religius.
5.3.  Bentuk Memanjang
Huruf awal memanjang yang dituliskan pelan-pelan, menunjukkan bahwa orangnya terlalu berhati-hati dalam merencanakan masa depan. Panjanganya huruf awal menunjukkan kelambatan kerja dan pemborosan waktu.
5.4.  Bentuk memanjang dari bawah
Bentuk memanjang dari bawah bila digoreskan secara kilat menunjukkan penulisannya orang yang agresif dan cepat menyelesaikan pekerjaan, disamping gemar melakukan berbagai eksprimen.
6. Spasi Tulisan Juga diperhatikan dalam Grafologi
Spasi antar kata dan antar huruf mengungkapkan seberapa murah hati atau jahatnya seseorang, seberapa mudah bergaul, dan tingkatan diskriminasi yang dia gunakan dalam memilih teman.
·      Lebar:  berasosiasi dengan jarak, separasi, pelepasan.
·      Sempit:berasosiasi dengan kedekatan, kualitas gelisah, ketidakleluasaan.
·      Tolok ukur: satu huruf. Jika jarak antarkata kurang dari satu huruf, dikatakan sempit (kecil). Jika lebih dari satu huruf, dikatakan lebar (besar).
·      Spasi kecil antarhuruf: mengindikasikan kebutuhan akan orang lain dan kehidupan sosial yang penuh. Bila sangat kecil: berpandangan picik dan gelisah, tidak terbuka.
·      Spasi lebar antarhuruf: menunjukkan kehati-hatian dan kewaspadaan dalam memilih kenalan, terisolasi.
·      Spasi kecil antarkata: tanda ketidakmampuan untuk membuat rencana dan rendahnya kemampuan dalam organisasi, posesif, tergantung, memiliki sikap bermusuhan, membutuhkan orang lain, mudah bergaul, memiliki sifat sosial tinggi.
·      Spasi lebar antarkata: tanda kemampuan untuk melihat ke depan secara objektif, ingin menjaga jarak dengan orang lain, berhati-hati dalam setiap hubungan, suka menyendiri, cenderung tidak percaya pada orang lain.
·      Spasi antarbaris kecil: suka terlibat langsung dengan tindakan.
·      Spasi antarbaris lebar: tanda ketidakmampuan dalam membuat perencanaan, suka berada di balik layar, menjaga jarak, mengamati dengan seksama.
7. Marjin dan Tulisan juga Mengungkap Karakter Seseorang
Mengungkapkan kualitas pendidikan dan sosial.
  • Marjin atas lebar: cenderung menarik diri dan menjaga jarak dengan orang lain, bersifat formal, hormat terhadap orang lain.
  • Marjin atas sempit: menyukai formalitas.
  • Marjin bawah lebar: rasa takut terhadap seks, idealis, kurang bersahabat, mementingkan keterampilan luar, adanya trauma emosional.
  • Marjin bawah sempit: mempunyai naluri suka menimbun, sok akrab, kurang hati-hati, sentimental, materialistis, mudah lelah, kurang bisa berkomunikasi.
  • Marjin kiri lebar: latar belakang kebudayaan yang baik, intelejensi, rasa seni, selalu ingin berkembang dan aktif.
  • Marjin kiri sempit: persahabatan yang tidak pandang bulu, picik, pendiam, hipersensitif, hati-hati, ingin menghindari tekanan.
  • Marjin kanan lebar: ketakutan akan masa depan.
  • Marjin kanan sempit: pendekatan lebih berhati-hati terhadap calon teman dan dunia secara umum, kurangnya sikap memilih-milih, murah hati, sembrono, ketidaksabaran, ingin segera keluar dari masalah.
  • Rata: memiliki pikiran yang teratur dan mata yang artistik.
  • Satu halaman penuh tulisan tanpa ada jarak spasi: picik, banyak bicara.
  • Satu halaman hampir semuanya bermarjin: penakut, tertekan, tidak pernah puas.
  • Marjin kiri acak-acakan: depresi temporer.
  • Marjin kiri semakin melebar ketika tulisan turun: bermakna tulisan cepat dan spontan, kesulitan untuk menggunakan waktu.
  • Marjin kiri semakin menyempit ketika tulisan turun: cenderung memulai tugas yang berani.
  • Marjin sempit di sisi kiri dan kanan: tidak melihat berbagai hal dari segi pandangan masyarakat lainnya, tidak melihat dirinya dengan baik.
  • Marjin kiri tidak rata: tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat, suka melawan, suka menyimpang, tidak disiplin.
  • Tidak ada marjin: sibuk, berusaha keras, pelit, egois.

7. Cara Pengamatan Tulisan Tangan
                      Keterampilan analisa grafologis berawal dari pengamatan. Makin banyak dan makin sering melihat dan mengamati tulisan-tulisan tangan, maka makin tumbuh pula daya pembedaan si pengamat. Daya pembedaan ini pada tahap pertama dikaitkan dengan kesan gerak, kesan ruang dan kesan bentuk. Pada tahap berikutnya daya pembedaan tersebut meluas sampai ke berbagai ciri menurut kesan masing-masing. Pada tahap pengamat akan terlatih dalam memastikan kesan serta ciri yang paling menonjol, baik dalam arti kata positif maupun juga yang negatif. Ada beberapa langkah teknis untuk mempercepat pengembangan daya pembeda tersebut, yaitu yang sifatnya hanya sebagai langkah bantuan saja :
1.   Sebaiknya jangan membaca tulisan, agar tidak terpengaruh dalam merumuskan interpretasi.
2.   Tulisan tangan tersebut dapat dibalik dan diamati. Dengan demikian pengamat tidak tergoda untuk membaca isinya, dan selain itu hal-hal yang menonjol akan lebih tampak.
3.   Tulisan tangan yang diamati dapat juga dilihat melalui sebuah cermin, guna mendapat efek yang sama seperti langkah membalik tulisan tersebut.
4.   Tulisan tangan dapat diamati pada jarak yang berbeda, karena makin jauh jarak pengamatannya, makin menonjol pula hal-hal yang dominan.
5.   Penggunaan kaca pembesar (loupe) dapat bermanfaat untuk yang baru belajar melakukan pengamatan, terutama guna melihat kondisi coretan.
6.   Tulisan tangan yang dimaksud dapat juga dicontoh-ulang kembali oleh si pengamat. Dengan cara ini dapat dihayati gerakan yang telah berlangsung dan bentuk yang tercipta. Cara pengamatan tulisan tangan yang sudah sangat terlatih akan mempermudah interpretasi dari berbagai kesan yang diperoleh, juga dari beragam ciri yang terdapat pada masing-masing kesan yang dimaksud. 


                                 DAFTAR PUSTAKA

Ludvianto, Bayu (2012), Analisis tulisan tangan: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
http://www.psikologizone.com/grafologi-membaca-kepribadian-dari-tulisan-tangan/06511623
http://analisatulisantangan.wordpress.com/tag/manfaat-grafologi/
http://teraspsikologi.blogspot.com/2012/04/grafologi-part-2.html
http://memantau.blogspot.com/2012/07/belajar-grafologi.html
http://aksaralogy.wordpress.com/2010/12/25/grafologi-dan-3-aspek-diri-manusia/
“Graphology” oleh Sapta Dwikardana, PhD

Komentar

Postingan Populer