Kesehatan Mental 2
3.
Teori Perkembangan Kepribadian dari Tokoh Carl Rogers, Pavlov, dan
Albert Bandura.
1) Teori
Kepribadian menurut Carl Rogers
KONSEP KEPRIBADIAN
·
Tingkah laku manusia hanya dapat dipahami
dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif.
·
Bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk
menentukan nasibnya sendiri.
·
Manusia itu Bebas, Rasional, Utuh, mudah
berubah, sebjektif, heterostatis, dan sukar di pahami.
·
Tori Rogers adalah memanusiakan manusia.
·
Rogers terkenal dengan terapy client-centered
therapy
Rogers
adalah orang yang pertama melibatkan peneliti ke dalam sesi terapi (memakai
tape recorder) yang pada tahun 1940 membuka sesi klien untuk di cermati orang
lain.
Tekniknya
mudah di pahami dan banyak bermanfaat bagi klien, sehingga tersebar luas di
kalangan konselor pendidikan, konselor dan bimbingan dan pekerja sosial.
Untuk
mempergunakannya di butuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai diagnosis
dan dinamika kepribadian.
Menurut
Rogers ada 19 hakekat Pribadi (self):
1)
Setiap organisme berada dlm dunia pengalaman
yang terus-menerus berubah.
2)
Menanggapi
dunia sesuai dgan persepsinya.
3)
Organisme mereaksi medan fenomena secara
total.
4)
Organisme mempunyai kecendrungan pokok yakni
keinginan untk self aktualisasi diri.
5)
Pd dasarnya tingkah laku merupakan usah yg berarah
tujuan untk memuaskan kebutuhan-kebutuhan.
6)
Emosi akan menyertai tingkah laku dan
seberapa penting tingkah laku dlm usaha aktualisasi diri.
7)
U ntuk memahami tingkah laku seseorang itu
harus memandang orang itu sendiri.
8)
Self adlh kesadaran akan keberadaan dan
fungsi diri, yg di peroleh melalui pengalaman di mana diri(“I” atau “me”).
9)
Self struktus adlh suatu pola pangamatan yg
bersifat utuh/ bulat, teratur mudah bergerak dan selalu konsisten dalam
nilai-nilai lingkungan.
10)
Apabila terjadi konflik dgn nilai-nila, maka
orgnisme akan merevisi gambaran dirinya dan di asimilasi.
11)
Pengalaman yg terjadi dalam kehidupan
seseorang maka akan di proses: disimbulkan, diabaikan, diingkari atau di
kaburkan.
12)
Umumnya TL konsisten dgan self-concept.
13)
TL yg di dorong oleh kebutuhan organis yg
tidak di lambangkan, bisa tidak konsisten dgan self.
14)
Organisme menolak menyadari pengalaman
sensorik yg tdk dpat disimbulkan dan di susun dlm kesatuan self-structurya.
15)
Psyhological adjusment terjadi apabila dapat
menampung semua pengalaman dlam konsep diri.
16)
Setiap pengalaman yg tidak sesuai dgn
self-structure akan di amati sebagai ancaman (theat).
17)
Khusus dlm kondisi bebes dari ancaman
struktur self dapat di amati dan di uji.
18)
Apabila organisme mengamati dan menerima
semua pengalaman orang lain maka dia akan lebih mengerti individu yg berbeda.
19)
Semakin banyak individu mengamati dan
menerima pengalaman sensorik ke dalam selfnya kemungkinan nilai-nilai semakin
besar.
STURKTUR
KEPRIBADIAN
a)
Organism
·
Organism adalah makhluk lengkap dengan fungsi
fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang secara
potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.
·
Subyjective reality Organisme menanggapi
dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang
sifatnya subjektif, bukan benar-salah.
·
Holism ad/ organisme adalah satu
kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian
yang lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni tujuan
aktualisasi diri, mempertahankan diri dan mengembangkan diri.
b)
Phenomenal field (medan fenomenal):
keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, di sadari
maupun tidak di sadari antara lain:
·
pengalaman internal (persepsi mengenai diri
sendiri) dan pengalama eksternal (persepsi mengenai dunia luar).Meliputi
pengalaman yang disimbulkan (di amati dan di susun dalam kaitanya dengan diri
sendiri).
·
Semua persepsi bersifat subyektif, benar bagi
diri sendiri.
·
Medan fenomenal seseorang tidak dapat di
ketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik, itupun pengetahuan
yang di peroleh tidak bakal sempurnah
c)
Self merupakan bagian medan
fenomena yang terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar dari pada
“I” atau “me”.
Self
mempunyai macam-macam sifat:
·
Self berkembang dari interaksi organisme
dengan lingkunganya.
·
Self mungkin menginteraksi nilai-nilai orang
lain dan mengamatinya dlm cara (bentuk) yang tidak wajar
·
Self mengejar (mengingingkan ) consistency
(keutuhan / kesatuan, keselarasan)
·
Organisme bertingkah laku dlm cara yg
selaras (consistent) dengan Self.
·
Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan
struktur self diamati sebagai ancaman.
·
Self mungkin berubah sebagai hasil dari
pengamatan (maturation) dan belajar.
DINAMIKA
KEPRIBADIAN
A.
Positive regard
Dalam
self concept mencangkup gambaran siapa dirinya, siapa seharusnya dirinya, dan
siapa kemungkinan dirinya. Kesadaran memiliki konsep diri kemudian
mengembangkan positif regard: kebutuhan diri agar di terima baik, di cintai dan
di akui di lingkungan. Positive regard dari ide akan memuaskan bayi, sebalinya
tanpa positif ragard itu bayi menjadi frustasi dan menarik diri.
B.
Self consistency dan conruence
(misalnya
orang yang memandang dirinya cerdas mengalami event diri kelihatan bodoh).
Akibat dari diskripsi dan inconruence itu ada:
1)
Individu menyadari dan mengijingkan
pengalaman itu masuk kekesadaran. Keadaan incongruence itu akan menimbulkan
ketegangan dan kebingungan.
2)
Individu yang tidak menyadari keadaan
incongruence-nya , dia rentan mengalami anxiety akibat inkonruence itu.
3)
Individu tidak mengijingkan pengalaman masuk
ke sadaran. Individu juga mengalami kecemasan masuknya discrepancy kesadaran
4)
Individu berusaha mempertahankan
self-conceptnya dengan defense;(mengaburkan makna asli suatu pengalaman )
atau dinilai mengingkari pengalaman yang pernah masuk kekesadaran) .
C.
Self actualization
Freud
memandang organisme sebagai enerji, dan mengembangkan teori bagaimana enerji
psikis di timbulkan, ditransfer, dan di simpan. sedangkan Regers memandang
organisme terus menerus bergerak. Tujuan tingkah laku bukan untuk
mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri.
Secara
alamiah kecenderungan aktualisasi diri itu aka menunjukkan diri melalui
rentangan luas tingkah laku yakni:
1)
Tingkah laku yang berakar pada proses
fisiologik, termasuk kebutuhan dasar (air, makan,udara).
2)
Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi
psikologik menjadi diri sendiri, menghasilkan perubahan lingkungan, proses
aktif menjadikan sesuatu bermain,mencipta, memulai.
3)
Tingkah laku yang alih-alih merendakan
tegangan justru meningkatkan tegangan yakni tigkah laku yg motivasinya
untk berkembang menjadi lebih baik.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Pribadi
yang berfungsi utuh menurut Rogers adalah individu yang memakai kapasitas dan
bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap
mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya.
Rogers
menggambarkan 5 ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya sebagai berikut :
·
terbuka untuk mengalami dan mampu mendengar
dirinya sendiri (openess to experience).
·
hidup menjadi berkembang (existential
living).
·
Keyakinan organismik, mengerjakan apa yg
dirasanya benar (organismic trusting).
·
Pengalaman kebebasan (experiental freedom).
·
kreativitas (creativity)
Orang
yg sehat secara psikologis menurut Carl Rogers antara lain:
·
Kemampuan u/ menikmati hidup setiap saat
·
Keinginan u/ lebih mengikuti nalurinya dari
pada orang lain.
·
Kreatif dan bebas u/ berfikir dan bertindak.
·
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia
berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang
memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia
tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu
itu.
2) Teori
Kepribadian menurut Pavlov
Karya
Pavlov mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di
Amerika. Classic conditioning (pengkondisian ) adalah proses
yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing , dimana perangsang
asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang
sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Belajar menurut teori ini adalah
suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang
menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah
adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah
terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
Ivan
Petrovich Pavlov mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang
tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu
tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar
dirinya. Strategi Pavlo ini individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon
yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari
luar. (Juntika Syamsu,2008:124)
Struktur, Dinamika, dan
Perkembangan Kepribadian Menurut Pavlov
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov
terbagi atas dua bagian yaitu :
1) Tingkah
laku responden (Responden Behavior)
Respon
yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus secara spesifik berdasarkan
respon yang diberikan, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan.
2) Tingkah
laku operan (operant behavior)
Respon
yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa
terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihan respon mana
yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus.
Dinamika dan Perkembangan kepribadian Menurut
pandangan Pavlov:
Pavlov yakin bahwa kepribadian dapat dipahami
dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungan yang terus menerus dengan
lingkungan nya. Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku
adalah penguatan, maksudnya dengan diberikan penguatan-penguatan yang positif,
maka tingkah laku seseorang akan bisa berubah dan terkontrol dengan baik.
Strategi untuk mengubah tingkah laku menurut pandangan Pavlov itu pada dasarnya
ada dua yaitu
1) Conditioning
Clasik, disebut juga dengan conditioning responden karena tingkah laku dipelajari
dengan memanfaatkan hubungan stimulus respon yang bersifat reflek.
2) Conditioning
Operan, conditioning operan tidak tergantung kepada tingkah laku otomatis atau
refleks sehingga jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan conditioning clasik.
3)
Teori Kepribadian menurut Albert Bandura
Behaviorisme, dengan tekanannya pada metode eksperimen, terfokus pada variabel yang dapat kita amati, ukur, dan manipulasi, dan menghindari apapun yang bersifat subjektif, internal, dan tidak tersedia – mental. Pada metode eksperimen, prosedur standarnya adalah memanipulasi satu variabel, kemudian mengukur dampaknya pada yang lain. Semua ini bermuara pada suatu teori kepribadian yang menyatakan bahwa lingkungan mempengaruhi perilaku seseorang.
Bandura berpikir bahwa ini agak terlalu sederhana untuk fenomena yang sedang ia amati – agresi pada remaja – dan memutuskan untuk menambahkan sesuatu pada rumusan di atas yaitu ia membenarkan bahwa lingkungan menyebabkan suatu perilaku, tetapi perilaku mempengaruhi suatu lingkungan juga. Ia menamai konsep ini sebagai reciprocal determinism (determinisme timbal balik): dunia dan perilaku seseorang saling menyebabkan satu sama lain.
Ada
tiga konsep inti di teori pembelajaran sosial ini. Pertama, adalah gagasan
bahwa orang dapat belajar melalui observasi, kedua, gagasan yang menyatakan
mental internal merupakan bagian penting dari proses ini. Terakhir, teori ini
menyatakan bahwa hanya karena seseorang memplajari sesuatu bukan berarti selalu
terjadi perubahan dalam perilakunya. Ketiga konsep tersebut akan diuraikan
secara lebih rinci pada uraian di bawah ini.
Orang
dapat belajar melalui observasi
Bandura mengidentifikasi
tiga model dasar pembelajarn observasional:
·
Model hidup, yang melibatkan seorang individu
nyata mendemostrasikan sebuah perilaku.
·
Model instruksional verbal, yang melibatkan
deskripsi atau penjelasan dari sebuah perilaku
·
Model simbolik, yang melibatkan karakter
nyata atau fiksi menampilkan perilaku dalam buku-buku, film, program televisi,
atau media online.
Keadaan mental penting
untuk pembelajaran
Bandura mengemukakan bahwa
penguatan eksternal dan lingkungan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
pembelajaran dan perilaku. Dia menggambarkan penguatan intrinsik sebagai bentuk
penghargaan internal, seperti rasa bangga, puas, dan sensasi dari perolehan
sebuah prestasi atau pencapaian. Penekanan pada pikiran internal dan kesadaran
menjadi penghubung antara teori pembelajaran dan teori perkembangan kognitif.
Sementara banyak buku teks yang menempatkan teori pembelajaran sosial dengan
teori tingkah laku (behaviorisme), Bandura sendiri mendiskripsikan
pendekatannya sebagai “teori kognitif sosial”.
Belajar tidak selalu mengarah
pada perubahan perilaku. Penganut paham behaviorisme percaya bahwa belajar
menyebabkan perubahan permanen dalam perilaku, sedangkan pembelajaran
observasional menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari informasi baru tanpa
menunjukkan perilaku baru.
- Pembelajaran Observasional atau
pemodelan
Bandura mengatakan bahwa seseorang belajar melalui
pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut.
“Sebagian besar perilaku manusia dipelajari dengan mengamati melalui pemodelan:
dari mengamati orang lain terbentuk gagasan tentang perilaku baru dilakukan,
dan kemudian informasi (gagasan) tersebut menjadi panduan dalam melakukan
tindakan.” (Bandura). Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia
dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,
perilaku, dan pengaruh lingkungan. Bandura menetapkan bahwa ada langkah
tertentu yang terlibat dalam proses pemodelan:
1.
Attention (perhatian) – jika kita ingin
belajar sesuatu, kita harus memperhatikan. Apapun yang mengurangi perhatian,
akan memberikan dampak negatif pada pembelajaran observasional. Misalnya kita
sedang mengantuk, sakit, panik, gugup akan mengurangi perhatian kita pada apa
yang sedang kita pelajari.
2.
Retention (penyimpanan) – Kemampuan untuk
menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses pembelajaran.
Retensi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, tetapi kemampuan untuk
memperoleh informasi dan kemudian bertidak sangat penting pada pembelajaran observasional.
3.
Reproduction (Reproduksi) – mereproduksi
gambaran yang bisa berupa tingkah laku nyata, atau pun imajinasi ketika kita
melakukan hal yang sedang kita perhatikan.
4.
Motivasi – Dan tentu saja, dengan semua hal
di atas, kita tidak akan melakukannya jika tidak memiliki motivasi untuk
mengimitasi, yaitu memiliki alasan yang tepat untuk mengimitasi.
Bandura
mengklasifikasikan alasan mengimitiasi menjadi hal-hal di bawah ini:
1.
Past reinforcement
2.
Promised reinforcement
3.
Vicarous reinforcement
Tentu saja, ada motivasi
negatif, yang memberikan kita alasan untuk tidak mengimitasi seseorang:
1.
Past punishment
2.
Promised punishment
3.
Vicarous punishment
Bandura percaya pada
“determinisme timbal balik”, yaitu dunia dan perilaku seseorang menyebabkan
setiap lain, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan
seseorang menyebabkan perilaku seseorang, Bandura, yang sedang belajar agresi
remaja, menemukan ini terlalu sederhana, dan di samping itu dia menyarankan
bahwa perilaku menyebabkan lingkungan juga. Kemudian, Bandura segera dianggap
sebagai kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen: lingkungan,
perilaku, dan proses psikologis seseorang (kemampuan seseorang untuk menghibur
gambar dalam pikiran dan bahasa).
Teori pembelajaran
sosial kadang-kadang disebut sebagai jembatan antara behavioris dan teori
pembelajaran kognitif karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi. Teori
ini berkaitan dengan Teori Pembangunan Sosial Vygotsky dan teori Belajar
tersituasi dari Lave, yang juga menekankan pentingnya belajar sosial.
Self Regulation
Self regulation (kontrol
diri) aturan yang kita tetapkan untuk mengontrol diri kita sendiri. Menurut
Bandura, ada tiga langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
- Pengamatan diri. Kita melihat
diri kita sendiri, mengenali diri sendiri.
- Penilaian. Kita membandingkan
apa yang kita lihat dengan apa yang menjadi standar.
- Respon diri. Jika sudah
membandingkan dengan standar, kita memberi reward jika kita kita mencapai
standar, atau kita memberi punishment (hukuman) jika tidak mencapai
standar. Baik reward maupun punishment, ada dua macam, yaitu yang terlihat
dan yang tidak terlihat. Yang terlihat misalnya, makan-makan, jalan-jalan,
ataupun berjanji tidak nonton tivi terlalu banyak. Yang tidak terlihat
misalnya perasaan bangga, puas ataupun perasaan bersalah dan malu.
Menghukum diri sendiri
dengan berlebihan akan menjadikan hal yang buruk terjadi pada diri sendiri.
Bandura melihat tiga kemungkinan hasil dari menghukum sendiri yang berlebihan:
- Kompensasi, misalnya delusi.
- Tidak aktif, misalnya apatis,
depresi, bosan yang berlebihan.
- Melarikan diri, misalnya dengan
obat-obatan dan alkohol, atau bahkan bunuh diri.
Bandura merekomendasikan untuk
mereka yang menderita miskin konsep diri untuk mempraktekan self regulation
dengan cara sebagai berikut:
- pengamatan diri – kenali diri
sendiri! Pastikan Anda memiliki gambaran yang akuran tentang perilaku
Anda.
- penilaian – jangan patok
standar terlalu tinggi! Sesuaikan dengan kemampuan dan usaha Anda.
- respon diri – Gunakan reward,
bukan punishment. Rayakan kemenangan Anda, jangan terpaku pada kegagalan.
Komentar
Posting Komentar